Penembakan Massal Masih Marak di Amerika Serikat

$rows[judul] Keterangan Gambar : BIKIN CEMAS: Salah satu korban penembakan massal di Amerika Serikat mendapat perawatan tim medis. (John McCall/South Florida Sun)

Jakarta, konklusi.id – Masyarakat Amerika Serikat dibuat waswas. Sebab sampai saat ini masih saja terjadi penembakan massal di Negeri Paman Sam tersebut. Akhir pekan kemarin, setidaknya lima orang tewas dan belasan terluka akibat dua serangan penembakan.

Penembakan pertama terjadi Sabtu (4/6/2022) malam waktu setempat di Philadelpia. Sementara penembakan kedua, terjadi Minggu pagi di Chattanooga, Tennessee.

Di Philadelphia, dua pria dan seorang wanita tewas ketika beberapa orang melepaskan tembakan ke arah kerumunan di kawasan malam South Street. Komisaris Polisi Philadelphia Danielle Outlaw mengatakan perkelahian kemungkinan menyebabkan penembakan itu.

Sementara itu, penembakan di Chattanooga mengakibatkan 14 orang terluka dan dua tewas. Kepolisian setempat menambahkan "beberapa" korban masih dalam keadaan kritis. kondisi.

Insiden terjadi dini hari di dekat sebuah klub malam di pusat kota. Namun belum ada penangkapan yang dilakukan.

Kekerasan senjata menjadi hampir biasa terjadi di Amerika. Tetapi kemarahan warga terjadi akibat penembakan massal baru-baru ini, sebuah toko kelontong di Buffalo, New York dan sebuah sekolah dasar (SD) di Uvalde, Texas.

Dua kejadian itu menyebabkan puluhan orang tewas. Termasuk belasan anak-anak.

Kongres AS sendiri tengah mencoba mereformasi kebijakan senjata. Muncul proposal paket aturan baru yang mencakup kesehatan mental pemilik senjata, uang keamanan sekolah, termasuk perluasan pemeriksaan latar belakang untuk pembeli senjata.

Presiden AS Joe Biden sendiri sejak pekan lalu menyerukan undang-undang kontrol senjata yang baru. Kemarin, ia memperbarui seruannya untuk pembatasan senapan semi-otomatis.

"Jika kita tidak bisa melarang senjata serbu sebagaimana mestinya, kita setidaknya harus menaikkan usia untuk membeli senjata serbu menjadi 21 tahun," cuitnya dikutip CNBCIndonesia.

Jajak pendapat CBS News/YouGov Minggu, menunjukkan 62 persen orang Amerika mendukung larangan nasional terhadap senapan semi-otomatis. Dukungan bahkan lebih tinggi untuk pemeriksaan latar belakang pembeli senjata hingga 81 persen.

Menurut Arsip Kekerasan Senjata, yang melacak penembakan secara nasional. Kekerasan senjata AS telah menewaskan 18.574 orang sejauh ini pada 2022. Termasuk hampir 10.300 kasus bunuh diri. (uyu) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)