Triwulan I, Realisasi Investasi Kaltim Naik Tiga PersenPaling Besar Mengucur ke Balikpapan sebesar Rp 3,9 Triliun

$rows[judul] Keterangan Gambar : Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, Balikpapan.

SAMARINDA, Konklusi.id-Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) dan membaiknya kinerja pertambangan membuat investasi ke Kaltim terus mengucur. Dari target penerimaan sebesar Rp 64,5 triliun pada tahun 2023, hingga Januari Maret, realisasinya di angka Rp 15,42 triliun. "Alhamdulillah, nilai realisasi investasi kita naik. Artinya, ekonomi masyarakat juga naik," ucap Gubernur Kaltim Isran Noor dalam keterangannya. Dari angka tersebut, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 11,36 triliun untuk 3.573 proyek, dan realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD 274,45 juta atau sebesar Rp 4,06 triliun (448 proyek).


Selain efek pemindahan IKN ke Kaltim, gubernur menyebut investor dalam dan luar negeri melihat Kaltim sebagai potensi besar dalam pengembangan dan pertumbuhan ekonomi dunia. Termasuk capaian Kaltim sebagai satu-satunya provinsi di Indonesia sebagai penyumbang devisa negara melalui penurunan emisi karbon dalam program FCPF-Carbon Fund oleh World Bank. "Kita bersyukur dan masyarakat tetap menjaga kondusivitas daerah agar investasi terus meningkat," harapnya. Terpisah, Kepala DPMPTSP Kaltim Puguh Harjanto menjelaskan, peningkatan investasi ini tidak lepas kebijakan dibangun Gubernur Isran Noor dan Wagub Hadi Mulyadi kepada para investor. "Berkahnya, capaian realisasi investasi triwulan satu Rp 15,42 triliun mengalami peningkatan sebesar 3,03 persen, dibandingkan tahun lalu Rp 14,93 triliun," kata Selasa (1/8).


Jika dibandingkan target realisasi investasi tahun ini yang sebesar Rp 64,5 triliun, maka sudah mencapai 23,91 persen. Berdasarkan sebaran lokasinya investasi yang masuk, dia menyebut paling besar berada di Kota Balikpapan. Nilainya mencapai Rp 3,94 triliun (35,07 persen) dari keseluruhan realisasi investasi PMDN. Disusul Kabupaten Kutai Kartanegara Rp 2,56 triliun (22,55 persen), dan Kutai Timur menjadi kontributor terbesar ketiga mencapai Rp 1,55 triliun (13,72 persen). "Terkait penyerapan tenaga kerja Indonesia, Kota Samarinda paling banyak penyerapannya yaitu sebanyak 3.252 orang, kemudian disusul Kabupaten Kutai Timur sebanyak 2.304 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja asing sebanyak satu orang," sebutnya. Kemudian, Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak 1.830 orang tenaga kerja terserap.


Sedangkan berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi PMDN menunjukkan subsektor pertambangan mengalami penambahan investasi terbesar mencapai Rp 4,79 triliun dan memberikan kontribusi terhadap realisasi investasi seluruh sektor usaha sebesar 42,21 persen. "Jika dilihat perkembangan di lapangan, pengaruh IKN juga ada dalam peningkatan investasi kita," jelasnya. Selain itu, dukungan subsektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi berada di urutan kedua terbesar mencapai Rp 2,98 triliun atau 26,32 persen. Sedangkan subsektor tanaman pangan, perkebunan, dan peternakan sebagai kontributor ketiga mencapai Rp 683,72 miliar atau 6,02 persen.


 "Secara keseluruhan terdapat sekitar 21 subsektor usaha yang berkontribusi terhadap nilai investasi PMDN pada triwulan satu ini," jelasnya. Dari sisi penyerapan tenaga kerja, terdistribusi pada subsektor Pertambangan yang menyerap tenaga kerja Indonesia paling banyak. Yaitu 5.271 orang atau 46,75 persen dari total tenaga kerja Indonesia yang terserap melalui tambahan investasi PMDN. Selanjutnya, subsektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 2.756 orang atau 24,45 persen dari total tenaga kerja Indonesia yang terserap. "Pada subsektor ini juga menyerap tenaga kerja asing 19 orang," jelasnya. (ara)

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)