PAPUA, konklusi.id - Situasi Kabupaten Dogiyai dua
hari terakhir mencekam. Itu terjadi setelah massa melakukan penyerangan
serta membakar puluhan rumah dan bangunan setelah berembus kabar tertembaknya
dua warga sipil di kabupaten yang terletak di Papua Tengah tersebut.
Seperti dikutip dari laporan Cenderawasih Pos, Jumat (14/7),
tak sedikit pula rumah yang dijarah. Tiga aparat keamanan
–dua polisi dan satu tentara– juga terluka akibat terkena panah
saat mengamankan lokasi penjarahan di Kampung Moanemani. Polisi yang
dipimpin Kabagops Polres Dogiyai AKP Wahda J. Saleh ketika akan
mengevakuasi tiga personel itu di Bandara Moanemani kemarin siang juga
diserang.
“Saat aparat gabungan melakukan pengamanan guna mengevakuasi
ketiga korban yang terkena panah dengan menggunakan heli, massa menghujani anggota
dengan anak panah dan batu. Juga melakukan pembakaran terhadap satu rumah warga
bernama Balibi,” kata Kabidhumas Polda Papua Kombespol Ignatius Benny
Ady Prabowo di Jayapura, Papua.
Untung, heli berhasil take off dari Bandara
Moanemani dan membawa para korban untuk dievakuasi ke Nabire. Tiga personel itu
mengalami luka-luka saat diserang massa ketika mengamankan TKP (tempat kejadian
perkara) penjarahan di Kampung Ekimanida, Distrik Kamu, Dogiyai.
Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Kombespol Donny Charles
Go menuturkan, memang awalnya ada penghadangan dan penyerangan terhadap anggota
Operasi Damai Cartenz pada Kamis (13/7) saat akan mengantarkan anggota yang
sakit ke RS di Paniai, Papua Tengah. Penghadangan dilakukan sekitar tujuh
orang. “Saat petugas mau turun kendaraan, dari belakang dilempar kapak,”
paparnya.
Akibatnya, kendaraan mengalami pecah kaca dan seorang
anggota terluka di bagian pelipis, punggung, dan kepala belakang. Bahkan, tujuh
OTK (orang tak dikenal) itu berupaya melakukan perampasan senjata. “Dilakukan
tembakan peringatan untuk membubarkan OTK,” ujarnya.
Dalam insiden itulah dikabarkan dua warga tertembak. Para
OTK tersebut, kata Charles, akhirnya melarikan diri ke arah gunung. Petugas
sempat melakukan pengejaran. Namun, hingga kini belum bisa dipastikan
pelakunya. “Masih pendalaman,” tuturnya.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengerahkan satu
peleton Brimob dari Nabire ke Dogiyai untuk membantu mengendalikan
situasi keamanan. Kapolda juga memerintahkan Kapolres Dogiyai untuk
berdialog dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan aparatur pemerintah guna
menyelesaikan permasalahan.
Ketiga personel yang terluka, satu di antaranya
dari Polres Dogiyai atas nama Bripda Eliezer yang terkena panah di
lengan kiri tembus ke belakang lengan. Lalu, satu personel Koramil Monomani
atas nama Serka Stewart Tapilatu terkena panah di lengan kanan. Satu lagi
anggota Brimob BKO Dogiyai yang belum terkonfirmasi namanya hingga pukul
21.00 WIB tadi malam.
Kapolda Mathius menjelaskan, pembakaran itu terjadi mulai
Kamis pukul 19.15 WIT hingga Jumat dini hari. Dia juga sudah menginstruksikan
para anggotanya agar tidak mendekat dulu ke lokasi pembakaran. “Saya minta
jangan mendekat dulu. Lakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama untuk
menenangkan situasi,” tambahnya.
Berdasar data dari Polres Dogiyai, sebanyak 69 bangunan
dilalap api. Di antaranya, 35 petak bangunan di kompleks Pasar Ikebo; 13 petak
bangunan di Jalan Tengah Kampung Tokapo, Distrik Kamu; 9 petak bangunan di
pertigaan Kamu Selatan; serta 1 petak bangunan di Jalan Trans Nabire–Enarotali,
Kampung Ekimanida, Distrik Kamu. Semuanya di Dogiyai.
Sementara itu, Jubir Tentara Pembebasan Nasional
Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengklaim bahwa
kerusuhan dan pembakaran di Dogiyai terjadi karena aparat. “Yang
dibakar itu rumah asli Papua,” tuturnya.
TPNPB-OPM menyebut tidak terlibat dalam pembakaran dan
kerusuhan di Dogiyai. Namun, melakukan pemantauan terhadap kondisi di
kabupaten itu. Sebby mengatakan, penyebab kerusuhan akibat dari penembakan
terhadap warga bernama Yosia Keiya, 20. “Dia warga Distrik
Idakebo, Dogiyai,” ujarnya.
Menurut dia, motif penembakan terhadap Yosia belum diketahui. Namun, saat kejadian, ada warga yang mengetahui bahwa pelaku penembakan diduga aparat. “Kami tim Komnas TPNPB-OPM memantau kondisi darurat di sana,” paparnya. (nad)
Tulis Komentar