TENGGARONG, konklusi.id – Pemerintah Kabupaten Kutai
Kartanegara diwakili Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan Wiyono dan Kepala
Bagian Pembangunan Etty Sumarni menghadiri rapat koordinasi (Rakor)
Administrasi Pembangunan (Abang) Se-Kalimantan Timur 2024 di Grand Ballroom
Hotel Kyriad Sadurengas Tana Paser, Selasa (5/3).
Pada Rakor yang mengangkat tema peran
penting administrasi pembangunan dalam memperkuat sinergitas pembangunan daerah
tersebut, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi birokrasi (PANRB)
secara langsung memberikan arahan kepada jajaran pemerintah daerah di
Kalimantan Timur, mulai provinsi hingga Kabupaten/Kota, untuk menerapkan
digital leadership guna mendekatkan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik.
“Digital leadership harus segera
diterapkan, transformasi digital meliputi aspek digital structure, digital
competence, dan digital culture,” ungkapnya.
Kepemimpinan digital ini diharapkan mampu
menyelesaikan berbagai masalah di Kalimantan Timur dalam menjangkau daerah yang
secara geografis jauh dari pusat pemerintahan.ini mengingat luasnya wilayah
Kaltim sebagai salah satu provinsi terluas di Indonesia, sehingga dengan
digital warga yang jauh dari pusat aktivitas layanan publik dapat mengaksesnya
dengan mudah.
Dalam kesempatan itu, Wiyono mengungkapkan
hal-hal yang ditekankan Menteri PANRB telah diimplementasikan Pemerintah
Kabupaten Kutai Kartanegara melalui program Digitalisasi Pelayanan Publik
(Disapa) yang pada penilaian reformasi birokrasi tahun 2023 memperoleh Nilai
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Reformasi
Birokrasi (RB) dengan predikat B.
Demikian pula dengan Indeks Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) Kabupaten Kutai Kartanegara meraih
predikat terbaik III Nasional. “Implementasi reformasi birokrasi melalui
digitalisasi pelayanan publik telah kita laksanakan melalui program disapa dan
mendapat apresiasi dari pemerintah pusat,” ujarnya.
Untuk mendorong reformasi birokrasi yang
berdampak, pemerintah daerah sebaiknya fokus pada program-program yang
berdampak nyata bagi masyarakat oleh karena itu perlu perubahan paradigma dari
orientasi input ke orientasi outcome, artinya kinerja nyata yang dihasilkan dan
kinerja tambahan yang diperlukan. (adv/uyu)
Tulis Komentar