Cegah Kanker Serviks dan Payudara, DWP Kemenag Akan Gelar Tes Gratis se-Indonesia

$rows[judul] Keterangan Gambar : Penasehat DWP Kemenag RI Eny Retno Yaqut

Jakarta, konklusi.id- Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama RI (DWP Kemenag RI) berupaya mengadakan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Sadanis (Periksa Payudara Klinis) secara gratis yang rencananya akan diadakan pada 10 Agustus 2022 serentak se-Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Penasehat DWP Kemenag RI, Eny Retno Yaqut dalam Webinar Nasional "Tes IVA dan Sadanis Sebagai Upaya Deteksi Dini Wanita Indonesia Bebas Kanker Serviks dan Payudara" di Kantor Kemenag RI, Jakarta, Selasa (14/6).

"Tes IVA dan Sadanis yang akan dilaksanakan di tanggal 10 Agustus 2022 nanti merupakan salah satu rangkaian acara dari DWP Kemenag RI dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77," ungkap Eny melalui kanal Zoom dan Youtube DWP Kemenag RI. Eny mengatakan bahwa kegiatan ini akan digelar bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI serta Dinas Kesehatan setempat baik di kantor wilayah maupun kabupaten/kota.  "Kanker serviks dan payudara menjadi penyakit utama penyebab kematian di lingkungan ibu-ibu. Jadi tidak dalam rangka menakut-nakuti, tetapi justru menumbuhkan kesadaran kita bahwa diri kita berharga," tegas Eny. "Jangan sia-siakan kesempatan ini ibu, karena ini satu bentuk penghargaan dan penghormatan bagi diri kita sendiri. Dengan memerhatikan kesehatan kita, Insya Allah kita pun juga akan mendapatkan rahmat sehat juga dari Allah," ujarnya

Ketua DWP Kemenag RI, Farichah Nizar Ali menjelaskan, bahwa kanker serviks dan payudara sangat berbahaya dan harus diwaspadai sejak dini. Meski demikian, kanker serviks dan payudara dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat. Deteksi dini kanker serviks dan payudara bisa dilakukan dengan Tes IVA dan Sadanis. "Tes IVA dan Sadanis adalah pemeriksaan pada serviks dan payudara oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Tes IVA dan Sadanis bertujuan untuk menemukan benjolan dan tanda-tanda lain pada serviks dan payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya," lanjut Farichah. "Nanti dari dokter atau bidan akan memberi rujukan kalau memang pasien itu positif mengidap atau bergejala kanker untuk pengobatan selanjutnya," imbuhnya. (ara)


Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)