Wow, Perputaran Uang untuk Katering Capai Rp 10 Miliar Per Hari di Proyek IKN

$rows[judul] Keterangan Gambar : Perputaran uang untuk katering pada proyek pemindahan IKN diprediksi mencapai Rp 10 miliar per hari.

Balikpapan, konklusi.id - Rakyat Kaltim harus menyiapkan diri untuk bisa menangkap peluang dari setiap tantangan yang hadir dalam proses pemindahan ibu kota negara.

Pasalnya, akan terjadi sirkulasi uang dalam jumlah sangat besar yang akan masuk melalui pintu-pintu Ibu Kota Nusantara (IKN), baik yang bersumber dari APBN maupun swasta umum. 

Tahun 2022 hingga 2024 saja pemerintah pusat sudah menyiapkan dana tidak kurang dari Rp 43 triliun untuk membangun kawasan inti pusat pemerintahan di IKN, Sepaku, Penajam Paser Utara.

"Saat puncak pembangunan IKN nanti akan ada 200 ribu hingga 250 ribu pekerja. Tentu ini peluang besar bagi masyarakat Sepaku dan sekitarnya. Semua pekerja itu kan pasti perlu katering," kata Gubernur Isran Noor kepada wartawan usai membuka konsultasi publik pembangunan IKN di Balikpapan, Selasa (5/7).

Gubernur lantas mengasumsikan pekerja sebanyak 200 ribu orang. Setiap satu pekerja yang akan membangun infrastruktur IKN itu minimal memerlukan Rp 50 ribu setiap hari untuk makan dan minum. 

Gubernur merincikan sarapan Rp 10 ribu, makan siang Rp 20 ribu dan makan malam Rp 20 ribu. Itu pun anggarannya sudah sangat minim. "Rp 50 ribu dikali 200.000 pekerja. Berarti sudah Rp 10 miliar setiap hari untuk katering saja. Belum yang lain lagi," analisa Gubernur.

Gubernur menambahkan, pemerintah pusat dan Tim Transisi IKN sendiri sudah mulai melakukan pelatihan-pelatihan agar masyarakat bisa terlibat dalam proses ini, termasuk juga pelatihan memasak dan lain-lain. Sebab pekerja IKN nantinya juga akan terdiri dari berbagai skill, mulai skill dasar hingga yang terampil dan ahli.

"Jadi masyarakat harus ikut. Tapi kalau masyarakatnya tidak mau melibatkan diri, tidak mau meningkatkan kapasitas, ya ora bisa dipaksa," canda Gubernur kepada wartawan yang bertanya komitmen pemerintah mendorong pemanfaatan potensi masyarakat lokal.

Jadi harapan Gubernur, sudah semestinya masyarakat lokal lebih aktif dan bersiap meningkatkan kapasitas agar bisa terlibat dalam proses ini sebelum peluang besar itu menguap dan kembali hanya dinikmati pengusaha daerah lain yang jeli melihat kesempatan besar ini. (uyu) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)