Samarinda, konklusi.id-Panitia Pemilihan Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) telah menetapkan lima bakal calon rektor yang disampaikan dalam keterangan pers, Rabu (8/6). Awalnya, ada enam pendaftar. Namun senat Unmul memutuskan satu pelamar tidak lolos. Satu kandidat itu bergelar profesor. Dialah Prof Dr Esti Handayani Hardi. Satu-satunya pendaftar berjenis kelamin perempuan. Dikutip dari http://pui-oktal.unmul.ac.id/ Prof Esti Handayani Hardi lahir di Lampung, 4 Januari 1980. Dia mengabdi sebagai dosen di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unmul. Dengan jabatan fungsional Guru Besar/IV B.
Setelah mengetahui dirinya tidak lolos dalam lima bakal calon
yang mengikuti tahapan penyaringan dan penyampaian visi-misi akhir Juni ini,
Prof Esti Handayani Hardi mengirim surat terbuka yang diterima redaksi Konklusi.id. Berikut isi
surat tersebut;
Surat untuk semua
Samarinda, 7 Juni 2022
Hari ini, senat Universitas Mulawarman sudah memutuskan dari
6 pendaftar Balon Rektor Unmul, 5 lulus memenuhi berkas, dan satu tidak
memenuhi kriteria pengalaman manajerial minimal 2 tahun. Dan kandidat yang
tidak lolos adalah saya (Prof Dr Esti Handayani Hardi). Sebelumnya saya mau
cerita dulu, pada tanggal 20 Mei 2022 saya menerima surat undangan dengan nomor
11/UN17.O1/TP.00.02/2022 dari panitia penjaringan untuk mendaftar sebagai Bakal
Calon Rektor berdasarkan Permendikti Nomor 19 Tahun 2017. Dan pada tanggal 30
Mei 2022 dengan pengalaman manajerial, saya mendaftarkan diri. Adapun beberapa
pengalaman manajerial di Unmul yang sudah pernah saya lalui:
1. 2011-2015, Ketua Program Studi Budidaya Perairan FPIK,
Unmul
2. 2012 Ketua Tim Akreditasi Program studi Budidaya Perairan
FPIK, Unmul
3. 2012-2014, Manager Keuangan Layanan Internasional Unmul
4. 2014-2020 Ketua Pusat Penguatan Kelembagaan dan Pengabdian
Kepada Masyaraka LP2M, Unmul
5. 2021-sekarang, Ketua Program Studi Ilmu Lingkungan S3
Unmul Universitas Mulawarman
Pengalaman Nomor 4 dan Nomor 5 dalam Peraturan Rektor
Universitas Mulawarman Nomor 20 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Pengelola, hal tersebut dapat dikategorikan setara dengan Ketua Jurusan. Namun
ternyata Tim Panitia Penjaringan Bakal Calon Rektor sebagian berpendapat bahwa
riwayat pekerjaan diatas tidak dapat memenuhi syarat kriteria manajerial. Dan
rapat senat yang diselenggarakan tadi siang sepakat, saya tidak memenuhi
kriteria tersebut. Sebagai dosen, peneliti, dan abdi negara tentu saya menerima
keputusan tersebut.
Saya tidak kecewa, saya terima keputusan senat tentu dengan
lapang dada. Karena awal mendaftar adalah saya ingin menyampaikan pesan bahwa
kami dosen muda, apa lagi perempuan berani mengajukan diri untuk berkontribusi
di Unmul, kami perempuan dan dosen muda siap untuk bahu-membahu berlari untuk
kemajuan Unmul. Siapa pun yang memiliki kualifikasi harus berani untuk
mengajukan diri. Kejadian hari ini menjadi alasan seluruh senator Unmul untuk
lebih waspada terhadap OTK yang telah dibuat, banyak dosen, dan civitas
akademik Unmul tidak terfasilitasi kreativitasnya.
Kalau boleh saya menitipkan pesan, ada beberapa issue yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihan Rektor Unmul.
1. Ke depan harus ada perempuan-perempuan hebat yang daftar
sebagai balon rektor Unmul.
2. Berharap siapa pun rektor ke depan, harus ada afirmasi
terhadap isu-isu perempuan. Termasuk ruang kepemimpinan yang harus diberikan
kepada perempuan.
3. Pilrek ini jangan semata urusan suara, tawar menawar
jabatan, politik dagang sapi, dan sejenisnya. Tapi pilrek ini harus penuh
dengan perdebatan program, soal ide dan gagasan bagaimana mengangkat derajat
Unmul agar menjadi kampus rakyat. Kampus yang ramah terhadap seluruh persoalan
yang dihadapi masyarakat.
4. Jangan lupa Rektor ini bukan hanya pimpinan universitas
tapi juga seorang bapak yang dititipi banyak anak (mahasiswa) oleh orang tua
untuk menjadikan anaknya lebih mandiri, lebih siap menghadapi dunia kerja yang makin berat. Jadi tolong
pertimbangkan dan juga fasilitasi mereka untuk
berkembang sama seperti anak lainnya.
5. Berharap senat Universitas Mulawarman mengedepankan
kredibilitas calon dan program yang disajikan dalam menentukan pilihan. Dan
jika boleh, saya dan tim menitipkan beberapa pesan yang harus diangkat, Unmul
ke depan harus berlari, lebih cepat, lebih tanggap menangkap semua peluang dari
pemerintah dan swasta untuk pengembangan universitas. Kalua boleh saya
analogikan, Unmul harus lari seperti lari atletik sehingga penempatan
programnya seperti lari sprint, marathon, maupun estafet.
1. Unmul harus mengedepankan bisnis, harus berani mulai
mendapatkan pemasukan dari luar UKT mahasiswa, Stop menjadikan mahasiswa
sebagai sapi perah dan jangan terus menerus merugi.
2. Melakukan perbaikan pengelolaan keuangan, agar isu silva
dan sebagainya tidak terjadi lagi ke depan.
3. Peningkatan transparansi tata kelola keuangan, system
manajerial : professional, efektif, efisien, inovatif, transparan, berkeadilan,
partisipatif.
4. Unmul harus menjadi mercusuar untuk semua universitas di
Kalimantan Timur. Unmul harus juga memajukan universitas swasta di sekitarnya,
jangan menjadi raja yang menindas kerajaan di sekitarnya.
Terakhir saya mengucapkan banyak terima kasih untuk semua sahabat, yang sudah menyemangati, yang mengapresiasi. Insya Allah kita tetap bergerak untuk Unmul lebih baik dari sisi manapun. Jangan lupa kita tetap harus menyiapkan meja kita sendiri. Saatnya berlari, jika kita tidak mau tertinggal dan terlupakan nanti.
With love
Prof Dr Esti Handayani Hardi
Tulis Komentar