TENGGARONG, Konklusi.id-Bupati Kutai Kartanegara (Kukar)
bersilaturahmi dengan Pengurus Pondok Pesantren Darun Nafi’ dan para santri,
Jumat (17/5) di Pondok Pesantren Darun Nafi’, Samboja Barat. Kedatangan rombongan
bupati Kukar disambut Pimpinan Pondok Pesantren Darun Nafi’ KH Abu Maimun. Pada
acara tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan pembangunan toilet untuk Ponpes
Darun Nafi pada program Kukar Sehat, kemudian bantuan sebesar Rp 25 juta dari
BAZNAS Kukar, PT Ghani Raya Mandiri dan Ansaf, penyerahan bantuan rehabilitasi
rumah ibadah sebesar Rp 100 juta kepada Ponpes Darun Nafi’, penyerahan akta kepada
Yayasan Al –Muhajirin dan Yayasan Al-Hidayah Ainul Haq, Karya Merdeka, Samboja
Barat, penyerahan seperangkat alat salat berupa ambal 10 unit, satu unit
wireless, dan jam digital.
Selain itu Bupati Kukar Edi Damansyah juga memberikan donasi secara pribadi kepada Pondok Pesantren Darun Nafi’. Dalam sambutannya Edi Damansyah menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran pondok pesantren atas dedikasinya meluangkan waktu, pikiran dan tenaga untuk kemajuan pondok pesantren. “Ini merupakan salah satu aset masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang dikelola masyarakat /yayasan dalam hal keagamaan untuk mencetak generasi muda yang hafal Alquran dan berakhlak mulia,” ungkapnya. Bupati menegaskan jika pemerintah senantiasa selalu hadir di setiap kegiatan yang dilakukan masyarakat, salah satunya pondok pesantren. Ia menjelaskan bahwa bukan hanya hadir secara fisik namun pemerintah juga hadir bersama Program Kukar Idaman. Dimana salah satunya adalah program unggulan penguatan pondok pesantren dengan memberikan bantuan sosial/hibah sebesar Rp 100 juta setiap tahun secara bertahap untuk proses belajar mengajar.
“Bantuan ini kalau dilihat nilainya tentu tidak seberapa, namun lihatlah keberpihakan pemerintah daerah untuk turut serta mendukung berkembangnya pondok pesantren,” ungkapnya. Bukan hanya itu saja pemerintah melalui program Kukar Idaman juga memberikan beasiswa bagi para siswa -siswi Kutai Kartanegara dan tak lupa pula bagi para santri dan para tahfiz. Edi juga meminta nantinya pondok pesantren tak hanya belajar agama saja tapi juga belajar kehidupan seperti pertanian hortikultura ataupun peternakan. “Saya harap polanya bisa dikembangkan dari mulai pola pesantren yang hanya fokus ke agama saja mulai beralih ke pesantren -pesantren modern dengan mengembangkan berbagai usaha seperti pertanian, peternakan hingga elektronik agar para santri saat tamat dari pondok memiliki keahlian lebih,” ungkapnya. Pada kesempatan tersebut Edi juga menegaskan untuk para ASN atau pun perusahaan daerah yang akan mengikuti seleksi Jabatan, salah satu persyaratannya adalah bisa mengaji dan bila tak bisa maka belajar terlebih dahulu sebelum mengikuti seleksi. (adv/ara)
Tulis Komentar