SAMARINDA, Konklusi.id-Panitia khusus (Pansus) DPRD Kaltim Pembahas Ranperda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) melakukan kunjungan kerja ke DPRD dan Bapenda Provinsi Sulawesi Tengah untuk melakukan Studi Komparasi Pengelolaan Pajak Air Permukaan. Kunjungan dipimpin langsung Ketua Pansus PDRD Sapto Setyo Pramono, didampingi anggota Harun Al-Rasyid dan Siti Rizky Amalia. Turut mendampingi tim pansus yakni Kabid Pajak Bapenda Kaltim Mas'udi dan tenaga ahli pansus Adam Muhammad.
Dipilihnya
Sulawesi Tengah sebagai lokasi kunjungan pansus bukan tanpa alasan. Pasalnya,
berdasarkan data dari Bapenda Sulawesi Tengah, penerimaan pendapatan Pajak Air
Permukaan (PAP) pada Tahun 2022 mencapai Rp 105 miliar melebihi target yang dicanangkan
sebesar Rp 40 miliar. Metode penghitungan PAP menjadi salah satu kunci untuk
meningkatkan pendapatan pada sektor tersebut, sehingga Kalimantan Timur perlu
untuk mencontoh apa yang telah dilakukan Sulawesi Tengah.
Seperti yang
disampaikan Sapto Setyo Pramono. Ada perbedaan perhitungan PAP antara di Kaltim
dan Sulteng. Beberapa indikator efisien sesuai dengan data dan objek itu yang
selama ini belum dilakukan di Kaltim. “Di Kaltim itu sangat sederhana sekali. Volume
kali jumlah harga kali 10 persen,” sebutnya “Nah di sini kan banyak
indikatornya, artinya kalau sungai berapa. Jadi misalkan air sungai dipakai
PDAM bagaimana, dipakai industri bagaimana. Selain itu, kondisi DAS nya itu
baik, sedang, buruk dan lain sebagainya, ada semua. Makanya nanti, kajian
peraturan peraturan dari hulu hilirnya biar dapat semua,” sambung Sapto
Ia pun optimis, pendapatan dari PAP di Kaltim akan meningkat. Selain itu, politikus Golkar ini juga menekankan untuk dilakukan pendataan. “Artinya, bukan hanya sekedar disampaikan perusahaan saja, tetapi nantinya ke depan ada alat ukur namanya water meter, jadi kita tahu apa yang disampaikan itu benar atau enggak,” jelasnya Kunjungan ini kata dia, banyak hal yang bisa di-sharing untuk di Kaltim. Mengingat kondisi geografis antara kedua provinsi tidak jauh berbeda.
Misalnya, di Kaltim ada batu bara, dan di Sulteng ada nikel. Potensi di Sulteng juga menurut Sapto sangat besar. “Potensi di sini besar, mungkin gas alamnya sampai nikelnya. Nah tinggal nanti minta bagaimana kebijakannya presiden, bagaimana untuk membangun Sulawesi Tengah. Jangan sampai sudah menyumbangkan besar, yang kembali ke daerah tidak sesuai,” jelas Sapto.
Kunjungan Pansus
PDRD Kaltim diterima langsung oleh Ketua Pansus PDRD Sulawesi Tengah Alimuddin
Paada, didampingi anggot pansus I Nyoman Slamet, Winiar Hidayat Lamakarate,
Enos Pasaua, M Ismail Junus, Fatimah, M Amin Lasawedi, Sitti Halima Ladoali.
Hadir pula pihak Bapenda Sulawesi Tengah.
(adv/ara)
Tulis Komentar