Jakarta, konklusi.id - Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah mengirimkan rudal anti kapal Harpoon dari Denmark dan artileri gerak sendiri atau howitzer self-propelled kepada negara sekutu, Ukraina.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov menjelaskan, pertahanan negaranya akan diperkuat oleh rudal Harpoon, yang akan dijalankan oleh tim terlatih.
Reznikov menjelaskan rudal Harpoon akan dioperasikan bersama rudal Neptunus milik Ukraina dalam pertahanan pantai negara itu, termasuk di pelabuhan selatan Odessa.
Diketahui, setelah meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, Rusia memberlakukan blokade laut terhadap pelabuhan Ukraina, menghambat ekspor biji-bijian yang penting.
Rusia juga menggunakan armada Laut Hitamnya untuk meluncurkan serangan rudal terhadap Ukraina, yang sejak itu mulai menerima bantuan militer Barat.
Reznikov mengatakan pasokan rudal Harpoon adalah hasil kerja sama antara beberapa negara, dengan mengatakan pengiriman dari Denmark. "Dengan partisipasi teman-teman Inggris kami," ujarnya dilansir CNBCIndonesia.com, Minggu (29/5).
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pada hari Senin bahwa Denmark akan menyediakan peluncur rudal Harpoon ke Ukraina.
Reznikov mengatakan Ukraina juga telah menerima berbagai artileri berat, termasuk howitzer self-propelled M109 buatan AS yang dimodifikasi yang akan memungkinkan militer Ukraina untuk menyerang target dari jarak yang lebih jauh.
Bulan lalu, seorang pejabat senior pertahanan AS mengatakan militer AS telah mulai melatih sejumlah kecil pasukan Ukraina menggunakan artileri howitzer, yang mengkonfirmasi bahwa pelatihan itu dilakukan di luar Ukraina.
Ukraina mengatakan ingin mengamankan pengiriman peluncur roket jarak jauh M270 (MLRS) buatan AS dan menggunakannya untuk memukul mundur pasukan Rusia di timur negara itu.
Harpoon adalah rudal anti-kapal segala cuaca, over-the-horizon, yang menggunakan radar homing aktif dan terbang tepat di atas air untuk menghindari pertahanan. Hal ini dapat diluncurkan dari kapal, kapal selam, pesawat atau baterai pantai.
Rusia menyatakan pasukannya sedang dalam operasi khusus untuk mendemiliterisasi Ukraina dan menyingkirkannya dari nasionalis radikal anti-Rusia. Ukraina dan sekutunya menyebut itu dalih palsu untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022. (uyu)
Tulis Komentar