Penyegaran Regu MPA, PT GBU Perkuat Kesiapsiagaan Warga Hadapi Kebakaran Hutan

$rows[judul] Keterangan Gambar : Manajemen PT GBU menyerahkan bantuan peralatan kepada masyarakat peduli api untuk berkolaborasi mencegah kebakaran hutan di Kubar.

KUTAI BARAT, konklusi.id - Di tengah musim kemarau yang kerap membayangi Kutai Barat, gambaran asap tipis di cakrawala sering menjadi tanda bahaya bagi masyarakat sekitar. Ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi momok nyata yang setiap tahun menghantui kampung-kampung di Kecamatan Damai dan Nyuatan. 


Namun, akhir 2024 membawa secercah harapan. PT Gunung Bara Utama (GBU) kembali hadir dengan komitmen kuat untuk meminimalisir risiko bencana melalui program Penyegaran Regu Masyarakat Peduli Api (MPA) di tiga kampung binaan: Muara Nyahing, Sembuan, dan Jontai.  


Bagi Adi Rachmani, Kepala Teknik Tambang GBU, langkah ini bukan sekadar kewajiban, tetapi bentuk nyata tanggung jawab moral perusahaan yang beroperasi di kawasan berisiko tinggi kebakaran hutan. 


“Sebagai pemegang Persetujuan Pinjam Pakai Kawasan Hutan (PPKH), kami harus proaktif. Membangun kapasitas MPA adalah cara terbaik untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi situasi darurat sekaligus memperkuat ikatan antara perusahaan dan warga. Kolaborasi ini kami yakini membawa dampak positif jangka panjang,” tegas Adi dalam sambutannya.  


Langkah ini bukanlah pekerjaan kecil. Dibantu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutai Barat, Manggala Agni, dan UPTD KPHP Damai, GBU merancang pelatihan intensif yang melibatkan Regu MPA dari tiga kampung tersebut. Fokus utamanya adalah penyegaran teknik penanggulangan kebakaran hutan dan penggunaan peralatan modern. 


Di Kampung Muara Nyahing, kegiatan yang digelar awal Desember diwarnai antusiasme peserta. Materi yang disampaikan oleh perwakilan BPBD, disertai praktik langsung, memperlihatkan urgensi kesiapan warga dalam menghadapi kebakaran. Penyerahan tanki air berkapasitas 1.000 liter menjadi simbol kepedulian GBU dalam mendukung upaya tersebut.  


Tidak berhenti di situ, program berlanjut ke Kampung Sembuan dan Jontai pada pertengahan Desember. UPTD KPHP Damai turut ambil bagian dengan memberikan demonstrasi langsung penggunaan alat pemadam api. Bantuan berupa baju pemadam, alat keselamatan, hingga tanki air diserahkan langsung kepada pemerintah kampung dan diteruskan ke Regu MPA setempat. 


Bagi Tarsisius, Petinggi Kampung Muara Nyahing, kolaborasi ini membawa angin segar. “Dukungan seperti ini adalah bukti nyata sinergi perusahaan dan masyarakat. Kami optimis penanggulangan kebakaran hutan ke depan akan lebih efektif,” ujarnya penuh keyakinan.  


Lebih dari sekadar pelatihan, program ini memberi masyarakat kepercayaan diri. Kesadaran akan pentingnya mitigasi bencana semakin tertanam, dan regu MPA kini lebih siap menjaga hutan yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka.  


Dengan inisiatif berkelanjutan ini, PT GBU tidak hanya memenuhi tanggung jawab sebagai pemegang izin operasi, tetapi juga membangun warisan perlindungan lingkungan bagi generasi mendatang. Upaya ini menegaskan satu pesan: menjaga hutan adalah menjaga kehidupan, dan itu adalah tugas bersama. Ke depan, GBU berkomitmen mempererat sinergi ini, menciptakan wilayah yang lebih aman, hijau, dan lestari. (uyu) 

Tulis Komentar

(Tidak ditampilkan dikomentar)